Kamis, 22 Agustus 2013

Simbol Hon-Sha-Ze-Sho-Nen

Posting kali ini akan membahas tingkat eksistensi dari simbol Hon Sha Ze Sho Nen. Hon Sha Ze Sho Nen membuat hubungan antara Roh dan Tubuh, surga dan bumi, dan karena itu symbol ini dikenal sebagai 'Bridge'(jembatan/penghubung). Dengan menggunakan symbol ini ibarat sedang melalukan perjalanan melalui waktu dan ruang untuk memenuhi fungsi, sehingga simbol ini juga dikenal sebagai Simbol Jarak. Dengan penggunaan symbol ini, Anda dapat menyembuhkan orang seakan hadir di dekat orang yang disembuhkan atau mengirim energi untuk suatu situasi atau hubungan.  

Dengan symbol ini Anda juga dapat mengobati penyebab yang berakar di masa lalu dan dapat mengubah pola pikir (penyembuhan mental), sehingga symbol ini bisa dinamakan symbol yang sempurna. Hon Sha Ze Sho Nen menghubungkan diri Anda lebih tinggi dengan diri yang lebih tinggi dari yang Anda kirim energi; "Yang Ilahi dalam diri saya menyapa dan menghormati Ilahi di dalam kamu 'dan ini benar-benar adalah pendekatan terbaik yang bisa kita ambil untuk sesama kita.

HON = Roh, Source, Asal, Universe, Kekuatan Pikiran
SHA
  = Pikiran, kekuatan Otak, Kecerdasan, Kesadaran
ZE
     = Ruang, Jadilah, Menjadi, Lubang, Jadilah Hidup, Jadilah Hadir
Sho
    = Perasaan, Emosi, Sensation, Jauh, persepsi
Nen
   = Kesadaran, Tubuh, Perhatian, Absen, Realisasi

Arti, Makna dan Penggunaan Simbol  Hon-Sha-Ze-Sho-Nen
  1. Hon-Sha-Ze-Sho-Nen adalah simbol Penyembuhan Jauh.
  2. Hon-Sha-Ze-Sho-Nen berarti "Tidak ada masa lalu, tidak sekarang, dan masa depan".
  3. HSZSN berarti Kebebasan dari delusi, keterbatasan dan Karma.
  4. Untuk setiap pasangan yang berencana untuk memiliki anak, penting bagi mereka untuk attunment setidaknya reiki level 2 dan belajar bagaimana menggunakan HSZSN.
  5. Anda dapat mengirim penyembuhan kepada anak Anda yang belum lahir di masa lalu sampai Anda siap untuk hamil dan mengirim penyembuhan untuk masa depan ketika Anda berniat untuk hamil.
  6. Anda dapat memutuskan di mana tahun Anda ingin hamil dan kemudian mengirim penyembuhan kepada anak Anda dalam tahun itu atau kemudian untuk dilahirkan.
  7. Dengan HSZSN, CKR, SHK, dan HSZSN Anda sehari-hari dapat memberikan healing selama 10 menit untuk bayi Anda selama kehamilan.
  8. Sang ayah dapat mengirim penyembuhan reiki untuk ibu dan bayi dari tempat manapun di dunia jika dia tidak hadir di sisi istrinya pada saat pengiriman.
  9. Jika bayi harus tinggal di inkubator baik ayah dan ibu dapat mengirim penyembuhan jarak jauh untuk bayi mereka.
  10. Dapat digunakan dalam setiap sesi penyembuhan dari aspek masa lalu dan masa depan masalah disembuhkan.
  11. Hon-Sha-Ze-Sho-Nen digunakan untuk mengirim Reiki kepada orang lain di kejauhan.
  12. Dengan Hon-Sha-Ze-Sho-Nen Anda dapat mengirim penyembuhan dan attunement untuk siapapun di dunia ini meski berbeda tempat di dunia dan zona waktu.
  13. Hon-Sha-Ze-Sho-Nen merupakan symbol Penyembuhan Jarak Jauh Reiki Usui. Simbol ini diajarkan di reiki level 2.
  14. Ketika Hon-Sha-Zee-Show-Nen diucapkan, maka energi akan bergerak tanpa hambatan melalui ruang dan waktu. Hal ini paling sering digunakan dalam penyembuhan jauh dan penyelarasan.
  15. Penggunaan gambar maupun deskripsi obyek merupakan ide baik ketika mengirim penyembuhan atau attunement jarak jauh. 
  16. Hon-Sha-Ze-Sho-Nen menghubungkan antara Gambar orang (terbaik) atau Nama dan deskripsi dengan orang/ obyek  yang dituju. 
  17. Niat sangat penting bagi pengirim dan penerima.
  18. Hon-Sha-Ze-Sho-Nen membantu Anda memahami bahwa waktu itu hanya ilusi.
Demikian posting kali ini mengenai salah satu simbol reiki, semoga posting ini bermanfaat bagi Anda. 


Reiki Symbols

REIKI SYMBOLS, THEY MEANING AND METHODS OF ACTIVATION


The Japanese Character of Reiki
In Second and Master level of Reiki you will have access to the Special Sacred Reiki Symbols and words. These are handed down from Master to Master and are used for attuning other initiates into your Reiki Linage. But more importantly they can be used for healing and protection.
Reiki Symbols are means of focusing your attention in order to connect with "specific" healing frequencies.
Using different symbols will boost up the Reiki energy.

REIKI SYMBOLS

CHO KU RAY
Pronunciation "choh-koo-ray"
Alias: "The Power Symbol"


Meaning: "God and Man Coming Together" or "I have the key"
The primary use of this Symbol is to increase Reiki power. It draws Energy from around you and it focuses it where you want to.
Make the sign over the client (or yourself) and say (silently) the words Cho Ku Rei 3 times.
It is the all-purpose symbol. It can be used for anything, anywhere;
* For on the spot treatments
* To cleans negative energies
* Spiritual protection
* On food, water, medicine, herbs
* In sick rooms and hospitals
* To aid manifestation
* To empower other Reiki Symbols
* To seal energies after the treatment, etc.
If you wish to use the symbol to bring Energy to yourself, reverse it.

SEI HEI KI
Pronunciation: say-hay-key
Alias: The Mental/Emotional Symbol



Meaning: God and Man Coming Together or Key to the Universe
It is used primary for mental/emotional healing and calming the mind. It is very good for:
* Psychic protection
* Cleansing
* In meditations to activate Kundalini
* To balance the right and left brain
* Aid for removing addictions
* For healing past traumas
* Clears emotional blockages and aligns the upper chakras.
* Remove negative energies and bad vibrations
Sei He Ki restores emotional balance and harmony.

HON SHA ZE SHO NEN
Pronunciation: Hanh-shah-zay-show-nen
Alias: The Distance Symbol



Meaning: The God ( The Buddha, the Christ,..) in Me Greets the God in You to Promote Enlightenment and Peace
This is the Distant Healing Symbol and it is used to send Reiki over distance and time (past,present, future), to anyone and anything.
It is also drawn when sending a distant attunement.

TAM-A-RA-SHA
Pronunciation: Tam-ara-sha
Alias: The Balanicg Factor


It is a balancing/unblocking Symbol.
* Grounds and balances energy
* Helps to unblock the energy chakra centres allowing the energy to flow
* If signed over pain helps to reduce it or dissipate it.

THE REIKI MASTER SYMBOL
DAI KO MYO
Pronunciation: dye-ko-me-o
Alias: The Master Symbol


It is the most powerful symbol in the Reiki group. It can be used only by Reiki Masters.
This symbol is used to heal the soul. Since it deals with the soul and our spiritual self it heals disease and illness from the original source in the aura/energy fields.
It helps to provide enlightenment and piece. It also allows to become more intuitive and psychic.
With practice this symbol brings profound life changes.

METHODS FOR SYMBOL ACTIVATION
They can be activated in any of the following ways:
* By drawing them with your palm centre
* BY drawing them with your finger
* By visualizing them
* By drawing them with your third eye
* By spelling the symbol's name three times.
You can use whatever method you wish, but don't forget that it's the intent that counts.

Where to apply them during a healing?
First place the symbol(s) on your own hands/palms and then redraw or visualise the same symbols on:
* The clients crown chakra
* The areas to be treated (if known)
* The clients hands/palms

If you can not recall a Reiki symbol, use the "alias", because both have the same energy.
With practice the symbols will become less relevant and the focus will change to the "intent" of the specific energies required.

Jumat, 15 Maret 2013

Reiki Hand Positions

March 15, 2013


A standard Reiki treatment covers most body areas, and all the seven chakras – and it usually lasts about an hour or a little over.
As the practitioners give the treatment, either to themselves, or to other persons, they tend to listen to their intuition and spend more time on areas which “draw more energy” compared to the others. If you don’t feel the energy flow yet, don’t worry, just spend equal time in each position.
There are variations of these positions, and some Reiki Masters teach them differently. Some may teach more or fewer positions. If in doubt, do as your Master has taught you, or follow your intuition.
The images below cover self healing. We will publish another article, or update this one later, with the positions for healing others.
At the end of the article there is a chart you can download in PDF format and print.

Head

Position 1: Cover the eyes approximately with the palms of your hands.

Reiki Hand Position 1
Reiki Hand Position 1
Position 2: Cover the ears approximately with the palms of your hands.

Reiki Hand Position 2
Reiki Hand Position 2
Position 3: Place your hands on the back of your head, either one on top of the other as in the image below, or alternatively you can place them side by side.

Reiki Hand Position 3
Reiki Hand Position 3

Front of the body

Position 4: Place your hands on each side of your neck.

Reiki Hand Position 4
Reiki Hand Position 4
Position 5: Place one hand on the chest, above the breasts, and the other just above it, towards the neck.

Reiki Hand Position 5
Reiki Hand Position 5
Position 6: Place your hands under the breasts, in the solar plexus area.

Reiki Hand Position 6
Reiki Hand Position 6
Position 7: Place your hands on the abdomen, over the stomach.

Reiki Hand Position 7
Reiki Hand Position 7
Position 8: Place your hands in a V shape, fingers touching or almost touching, below the waist (for men) or over the ovaries (for women).

Reiki Hand Position 8
Reiki Hand Position 8

Back of the body

Position 9: Place your hands on your shoulders, fingers bent over, pointing towards the shoulder blades.

Reiki Hand Position 9
Reiki Hand Position 9
Position 10: Place your hands on your waist, on the back, palms placed on each side of the spine at comfortable distance.

Reiki Hand Position 10
Reiki Hand Position 10
Position 11: Place your hands on your hips on the back of your body.

Reiki Hand Position 11
Reiki Hand Position 11

Legs and feet

Position 12: Place your hands over your knees.

Reiki Hand Position 12
Reiki Hand Position 12
Position 13: Cup each foot with your hands.

Reiki Hand Position 13
Reiki Hand Position 13

Reiki Hand Positions Downloadable Chart

To download the full chart in PDF format, right click here and choose “Save as…” from the context menu. Depending on your browser, it may be called Save target as… or Save link as or something similar.

Reiki Hand Positions
Reiki Hand Positions
License: You may print an unlimited number of copies of the Reiki Hand Positions PDF document. You may use the document in a commercial setting, and you may distribute the document, as long as it remains intact and this license notice is included. You may not modify the document in any way.


Rabu, 06 Maret 2013

Kegagalan Afirmasi dan Solusinya

Saya yakin, anda semua, pasti pernah mendengar kata "Afirmasi". Mungkin anda pernah menghadiri seminar atau loka karya dan pembicaranya menyarankan anda melakukan afirmasi untuk menunjang keberhasilan anda. Mungkin juga anda pernah membaca buku-buku positive thinking yang banyak terdapat di toko buku. Para pelaku MLM (multi level marketing), DS (Direct Selling), agen asuransi, atau mereka yang suka dengan pengembangan diri pasti tahu betul apa itu "Afirmasi".

Mengapa afirmasi sangat banyak disarankan untuk digunakan? Jawabnya sederhana. Afirmasi adalah self-talk yang kita ucapkan pada diri kita sendiri dan merupakan salah satu bentuk pemrograman ulang pikiran. Menurut kebanyakan orang, afirmasi sangat mujarab untuk membantu pencapaian prestasi. Benarkah demikian?

Benarkah afirmasi bisa sedemikian efektif? Jawabnya, "TIDAK". Saya pernah melakukannya selama 7 (tujuh) tahun tanpa hasil yang maksimal. Saya telah mengikuti semua aturan menulis afirmasi yang benar, yang dijelaskan oleh banyak pembicara terkenal, dan juga ditulis di berbagai buku best seller. Saya bahkan membeli buku yang khusus membahas mengenai self-talk. Hasilnya? Tetap tidak bisa maksimal. Saya tidak mengatakan "tidak ada hasil", lho. Yang saya tekankan adalah hasilnya "tidak maksimal".

Cukup lama saya mencari jawaban mengapa afirmasi yang saya lakukan kok nggak bisa memberikan hasil yang maksimal? Apa saja yang telah saya lakukan untuk afirmasi? Saya menulis script dan saya tempelkan di tempat yang biasa saya lihat. Misalnya di cermin kamar mandi, di pintu kamar tidur, di pintu kamar mandi, di komputer, di dashboard mobil, di hand phone, di diary, dan dijadikan screen saver.

Selain itu saya juga menggunting gambar-gambar impian saya. Saya tempelkan di tempat yang dapat saya lihat dengan mudah. Tujuannya? Untuk mengingatkan (baca: memprogram) diri saya agar saya selalu fokus pada impian-impian itu. Hasilnya? Tetap tidak maksimal.

Saya bahkan membuat kaset khusus yang berisi berbagai afirmasi yang ingin saya masukkan ke pikiran bawah sadar saya. Kaset ini saya mainkan setiap kali saya berada di dalam mobil. Saya bahkan sampai menggabungkan afirmasi dengan musik khusus untuk membantu pikiran saya untuk bisa lebih mudah menerima afirmasi itu. Sekali lagi, hasilnya? Nggak maksimal.

Apakah saya gagal? Tidak. Saya berhasil mencapai sebagian dari apa yang saya afirmasikan. Namun saya merasa tidak puas. Energi dan waktu yang saya curahkan untuk melakukan afirmasi ternyata tidak memberikan hasil seperti yang saya harapkan.

Lalu apa yang salah? Apakah saya malas dan tidak bekerja keras untuk mencapai goal saya? Ah, nggak. Saya sangat fokus untuk mencapai impian itu. Hasil yang tidak maksimal ini membuat saya berpikir, "Pasti ada yang salah dengan apa yang ditulis di buku-buku atau yang diajarkan di seminar yang telah saya hadiri".  Logika saya sederhana saja. Banyak kawan saya yang juga melakukan afirmasi seperti yang saya lakukan ternyata hasilnya juga sami mawon  alias idem alias setali tiga uang alias sama saja.

Proses pencarian jawaban "Mengapa afirmasi yang saya lakukan tidak membuahkan hasil yang maksimal?" akhirnya mengantar saya pada petualangan pemahaman cara kerja pikiran yang luar biasa, dan ini yang ingin saya bagikan kepada anda melalui artikel ini.

Bagi anda yang sukses dengan afirmasi, saya ucapkan selamat dan saya ikut bahagia dengan keberhasilan anda. Bagi anda yang mengalami "nasib" seperti yang saya alami, mudah-mudahan dengan apa yang saya jelaskan berikut ini akan dapat membantu anda untuk bisa segera meraih keberhasilan.

So, mengapa afirmasi tidak memberikan hasil maksimal?

Indera penglihatan memberikan kontribusi sebesar 87% dari total stimulus yang masuk ke otak. Kalau dilihat sekilas jalur visual ini kesannya sangat dominan. Namun bila ditelaah lebih jauh ternyata input visual masih berupa ide sugestif yang bersifat sadar. Teknik afirmasi, yang menggunakan gambar atau membaca script, ternyata hanya cocok untuk 5% populasi yang masuk dalam kategori sangat sugestif.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap keefektifan afirmasi adalah kapan waktu kita menulis atau membaca afirmasi itu. Sering kali kita diajarkan untuk menulis, membaca, atau melihat afirmasi kita saat bangun tidur atau di siang hari. Ternyata waktu ini tidak cocok dengan prinsip kerja pikiran. Ternyata dari riset ditemukan fakta menarik bahwa ada waktu tertentu yang memberikan pengaruh paling maksimal. Nah, pertanyaannya sekarang adalah, "Kapan waktu yang paling tepat untuk melakukan afirmasi?". Waktu yang paling tepat adalah malam hari saat gelombang otak kita dominan berada di kondisi alfa atau theta.

Cara melakukan afirmasi lainnya, seperti yang sering disarankan oleh banyak seminar atau buku, adalah dengan menuliskan afirmasi setiap hari. Ternyata ini counterproductive. Afirmasi cukup ditulis seminggu sekali dan harus bersifat jangka pendek. Nah, bingung kan? Kok beda dengan yang anda ketahui selama ini?

Selain itu kita perlu membatasi jumlah afirmasi yang kita tulis dan hanya untuk beberapa aspek kehidupan kita. Maksudnya? Anda tidak boleh menuliskan lebih dari tiga afirmasi. Batasi diri pada tiga aspek kehidupan. Misalnya, aspek kesehatan, aspek finansial, dan aspek relasi. Apa akibatnya kalau kita menulis banyak afirmasi untuk tiap aspek kehidupan? Pikiran bawah sadar akan bingung dan akan kehilangan daya untuk membantu anda mencapai goal anda.

Saat anda telah menulis afirmasi, tunggu dan lihat efeknya. Kalau dalam waktu 2 (dua) minggu belum ada efeknya maka anda perlu menulis ulang afirmasi anda. Mungkin cara anda menulis atau pilihan kata atau struktur kalimat yang digunakan tidak berkesan bagi pikiran bawah sadar anda.

Lalu, bagaimana bila setelah anda menulis ulang afirmasi sampai beberapa kali namun tetap belum ada hasil yang tampak? Yang terjadi adalah resistansi/penolakan terhadap afirmasi itu. Ada bagian dari diri anda yang menolak sugesti (afirmasi) yang anda lakukan. Lalu bagaimana caranya mengatasi hal ini? Berhenti dan jangan pernah lagi mengotak-atik afirmasi ini selama beberapa minggu. Semakin anda bernafsu untuk memperkuat (re-inforce) afirmasi ini maka semakin kuat penolakan dari pikiran bawah sadar anda. Saat anda tidak lagi memaksa afirmasi ini untuk diterima pikiran bawah sadar maka daya tolak pikiran bawah sadar terhadap afirmasi anda juga menurun. Cepat atau lambat afirmasi yang sebenarnya telah masuk ke pikiran bawah sadar akan mulai diterima dan dijalankan. Penolakan muncul karena kita cenderung bersifat memaksa pikiran bawah sadar untuk menerima afirmasi yang kita ucapkan.

Satu hal lagi yang membuat afirmasi susah berhasil, untuk kebanyakan orang, adalah bahwa jarang orang sadar bahwa afirmasi sebenarnya sama dengan sugesti. Nah, kalau sudah bicara sugesti maka anda harus tahu anda termasuk orang tipe apa. Ada orang yang mudah disugesti secara fisik (physically suggestive) dan ada orang yang hanya bisa disugesti secara emosional (emotionally suggestive), dan ada yang bisa ac-dc alias kiri-kanan ok atau bisa keduanya.

Wording atau cara penulisan afirmasi untuk tiap tipe ini tidak sama. Bila anda termasuk kategori sugestif secara fisik dan anda, karena tidak tahu, menulis afirmasi yang bersifat emosional maka dijamin afirmasi anda tidak bisa jalan. Demikian pula sebaliknya.

Terlepas dari afirmasi apa yang anda gunakan, untuk panduan dalam menuliskan afirmasi, anda perlu memerhatikan hal-hal berikut:

- Gunakan afirmasi untuk goal jangka pendek.

- Tulis afirmasi dengan tulisan tangan, bukan diketik.

- Tulis afirmasi seminggu sekali.

- Minimalkan jumlah afirmasi untuk mendapatkan efek konsentrasi sugesti.

- Tulis afirmasi dengan kalimat positip dan sekarang, jelas atau spesifik, dan tanggal pasti kapan anda ingin mencapai goal anda.

- Tulis ulang afirmasi bila dirasa perlu. Jika afirmasi tidak bekerja seperti yang diharapkan maka berhenti melakukan afirmasi.

Ada kawan saya yang meskipun telah saya jelaskan cara melakukan afirmasi secara benar tetap menolak apa yang saya sampaikan. Saat saya bertanya, "Kenapa sih, anda kok begitu yakin dan memegang teguh cara anda melakukan afirmasi padahal anda tahu hasilnya nggak maksimal?". "Lho, cara afirmasi yang saya gunakan selama ini saya dapatkan dari seminar dan workshop yang sangat mahal. Kan, eman (sayang) kalo nggak saya pake", jawabnya. "Tapi, kalau ternyata cara yang anda gunakan tidak bisa memberikan hasil maksimal, mengapa anda tidak mencoba cara lain?", kejar saya lagi. "Saya yakin cara yang saya gunakan sudah benar. Soalnya pembicaranya orang terkenal. Saya percaya banget dengan apa yang ia ajarkan", jawab kawan saya.

Saya hanya bisa tersenyum saat mendengar jawabannya. Saya teringat kata bijak Winston Churchil, "A fanatic is one who can't change his mind and won't change the subject".

Tehnik Melakukan Afirmasi Yang Benar

Untuk bisa melakukan afirmasi dengan benar, saat dalam kondisi gelombang Beta, kita perlu memahami cara kerja pikiran. Pikiran terbagi ke dalam beberapa area. Salah satunya adalah Critical Area. Critical Area ini sebagian ada dalam wilayah pikiran sadar dan sebagian lagi di wilayah pikiran bawah sadar.

Saat kondisi sadar kita selalu menganalisis setiap informasi yang masuk. Yang melakukan ini adalah Critical Area dari pikiran sadar. Saat kita dihipnosis dan diminta melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai moral yang kita pegang maka, meskipun dalam kondisi trance, kita akan menolak permintaan si hipnotis. Bagian yang menolak ini adalah Critical Area dari pikiran bawah sadar.

Dalam kondisi sadar atau beta saat suatu informasi (afirmasi atau sugesti) masuk ke pikiran sadar maka informasi ini akan "menetap" di Critical Area. Informasi ini baru akan di-download ke pikiran bawah sadar saat kita tidur. Selama menunggu di Critical Area, dari pikiran sadar, informasi itu akan mengalami distorsi. Contohnya?

Misalnya anda ingin meningkatkan income anda. Saat ini anda berpenghasilan Rp. 2,5 juta per bulan dan anda melakukan afirmasi, "Penghasilan saya Rp.10 juta per bulan." Saat anda melakukan afirmasi ini maka informasi ini masuk ke Critical Area dari pikiran sadar. Anda membaca kalimat afirmasi berulang-ulang agar lebih tok cer alias manjur. Ditambah lagi, seperti yang dianjurkan di berbagai buku dan seminar, anda harus menulis afirmasi anda dalam Present Tense atau kalimat saat ini. Apa yang terjadi di pikiran anda? Mari kita lakukan analisis.

Informasi masuk ke Critical Area dari pikiran sadar karena anda melakukan afirmasi dalam kondisi beta. Kalimat yang digunakan adalah Present Tense atau sekarang. Hal ini berarti penghasilan anda saat ini Rp. 10 juta per bulan. Iya nggak? Nah, apakah kondisi income anda yang sesungguhnya saat ini benar Rp. 10 juta? Kan, tidak. Saat ini income anda hanya Rp. 2,5 juta per bulan. Pikiran sadar anda tahu bahwa ini nggak benar. Pikiran sadar ini lalu mendistorsi "kebenaran" informasi ini. Dan seperti yang telah saya jelaskan di atas informasi ini baru akan turun ke pikiran bawah sadar saat kita tidur. Nah, bisa anda bayangkan apa yang terjadi pada unit informasi "Penghasilan saya Rp.10 juta per bulan" saat masuk ke pikiran bawah sadar. Pasti sudah "babak belur" karena dikritik dan didistorsi oleh Critical Area dari pikiran sadar. Kalo sudah begini kira-kira afirmasi ini masih efektif, nggak? Anda tahu jawabannya, kan?

Itulah sebabnya mengapa pada artikel sebelumnya saya selalu menganjurkan untuk melakukan afirmasi dalam kondisi alfa atau theta. Saat kita dalam gelombang ini maka unit informasi akan mem-by pass Critical Area dari  pikiran sadar dan langsung masuk ke pikiran bawah sadar.

Ok, kalau begini kondisinya, lalu bagaimana kita "mengakali" Critical Area dari pikiran sadar kita agar bisa menerima dan tidak mendistorsi afirmasi kita? Caranya mudah. Yang perlu dilakukan adalah kita menggunakan kekuatan Critical Area, dalam melakukan analisis, menjadi kelemahannya. Caranya?

Dalam melakukan afirmasi anda harus menggunakan kata "Saya dalam proses", "Saya memutuskan", atau "(kondisi) ideal saya".

Sekarang saya akan memperjelas maksud saya. Pada contoh di atas kita menggunakan kalimat "Penghasilan saya Rp.10 juta per bulan". Critical Area dari pikiran sadar tahu bahwa ini nggak benar. Sekarang coba kita gunakan kalimat "Saya dalam proses mencapai penghasilan Rp. 10 juta per bulan". Terasa bedanya? Critical Area tahu bahwa ini nggak bohong. Benar, kita belum mencapai penghasilan Rp. 10 juta per bulan. Tapi kita kan dalam proses. Jadi, unit informasi ini tidak akan terkena distorsi.

Selanjutnya coba anda rasakan kalimat "Saya memutuskan untuk mempunyai penghasilan Rp. 10 juta per bulan". Ini juga nggak bohong. Berapapun income anda saat ini nggak jadi masalah. Mengapa? Karena anda "memutuskan" untuk menaikkan income anda. Jadi ini sama sekali nggak ada urusan dengan kondisi riil anda.

Bagaimana dengan kalimat "Penghasilan ideal saya adalah Rp. 10 juta per bulan"? Afirmasi ini juga aman dari distorsi. Mengapa? Karena yang diafirmasi adalah penghasilan ideal. Kalau sekarang belum ideal ya nggak apa-apa. Afirmasi ini nggak ditolak.

Nah, karena Critical Area dari pikiran sadar nggak menolak maka, saat kita tidur, unit informasi ini masuk ke pikiran bawah sadar dalam kondisi utuh dan lengkap, tidak terdistorsi. Dengan demikian pemrograman pikiran bawah sadar menjadi sangat efektif.

Apakah ada cara lain untuk memprogram pikiran bawah sadar dalam kondisi beta? Sudah tentu ada. Berikut saya berikan beberapa tips lagi.

Pertama, anda perlu mengembangkan sikap syukur dan pasrah. Apapun yang anda capai dalam proses mencapai target anda perlu disyukuri. Kedua, anda perlu mencatat pencapaian kecil maupun besar dalam perjalanan anda mencapai target anda. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi pikiran anda bahwa berada pada jalur yang benar. Ketiga, siapkan sebuah kotak "sukses". Kotak "sukses" ini fungsinya sebagai celengan atau tabungan. Anda bisa memotong gambar atau hal-hal yang ingin anda capai dan masukkan ke kotak "sukses" anda. Anda juga bisa menuliskan afirmasi anda, membacanya, dan memasukkannya ke kotak "sukses" anda.  Mengapa ini perlu dilakukan? Saat anda memotong gambar dan memasukkannya ke kotak "sukses" maka dalam hati anda tumbuh pengharapan. Saat anda menulis, membaca, dan memasukkan afirmasi anda ke kotak maka anda semakin mempertegas apa yang anda lakukan.

Contoh di atas adalah dalam aspek finansial. Dengan menggunakan prinsip yang sama anda bisa menggunakannya untuk meningkatkan aspek lain dalam hidup anda.

Sumber : Adi W Gunawan (adiwgunawan.com)

Selasa, 26 Februari 2013

Tips Meningkatkan Kekuatan Pikiran

Ada banyak teknik untuk meningkatkan kekuatan pikiran. Bahkan kebiasaan sederhana seperti mengajukan beberapa pertanyaan penting kapan saja sebenarnya mampu mengasah otak anda. Sebuah pertanyaan atau hanya sekedar mengisi teka-teki mmembuat anda berpikir lebih produktif. Tapi ada satu pendekatan yang mungkin dapat anda coba lebih baik dari semua teknik lain untuk meningkatkan kekuatan pikiran Anda.

Tehnik ini adalah dasar dari tehnik Hipnotis dan Telepati, tapi lebih tepatnya tehnik ini sering dipergunakan oleh mereka yang mempelajari ilmu Mind power, yaitu suatu ilmu tentang daya ingat dan pembacaan pikiran. Silahkan mulai langkah-langkah berikut ini :

1.Coba anda berjalan-jalan ke luar rumah, cari tempat yang ramai semakin ramai semakin baik, silahkan berjalan-jalan selama yang anda suka. 5 menit pun boleh.

2.Setelah puas berjalan-jalan dan sampai rumah, masuklah kamar. Usahakan kamar anda sepi dan tidak banyak suara-suara. Akan lebih bagus kalau kamar itu kamar anda pribadi jadi tidak ada yang keluar masuk.

3.Duduklah dengan tenang, tarik napas dalam dan coba tenangkan pikiran

4.Setelah napas anda teratur dan relaks dan juga pikiran anda tenang. Coba mulai bayangkan keadaan dipasar tadi, bayangkan apa yang anda lihat dengan jelas. Usahakan bayangkan sejelas-jelasnya.

5.Mungkin akan agak sukar, tapi usahakan bayangkan terus sampai bayangan tadi jelas. Kalau anda merasa pusing anda boleh berhenti sejenak dan tenangkan pikiran anda dan kemudian memulai lagi latihan ini.

6.Setelah anda mampu membayangkan dengan jelas, gambaran keadaan ketika anda jalan-jalan tadi. Sekarang fokuskan pada satu objek, terserah anda objek apa apakah manusianya, bangunannya, pokoknya objek yang menarik perhatian anda.

7.Bayangkan sedetil-detilnya, cari tahu warna, bentuk dan segala hal detilnya.

8.Jika sudah, selesaikan latihan. Sebagai pembuktian coba lain waktu anda keluar lagi cari tahu dimana lokasi yang ada dalam bayangan anda, dan lihatlah apakah detilnya sama dengan yang anda bayangkan (akan lebih bagus kalau anda membayangkan bangunan sehingga anda tidak perlu repot mencari objek)

Jika sama berarti anda sudah mulai cukup menguasai tehnik penajaman pikiran. Jika belum latihlah terus tehnik diatas secara rutin. Hasilnya akan sangat berguna bagi anda, terutama jika anda seorang pelajar, anda akan mempunyai pikiran tajan dan daya ingat yang kuat. Selain itu ini merupakan latihan dasar dari cabang ilmu Mind Power dimana anda dapat melihat masa lalu/masa depan dan membaca pikiran orang lain.

Sumber : PsikoAnalisis

Meditasi Zen

Zazen (Meditasi Zen) adalah suatu bentuk meditasi yang fungsinya sebagai pusat dari Zen. Umat Budha Zen biasa disebut sebagai "umat Budha yang melakukan meditasi". Pada dasarnya, zazen adalah ilmu yang mempelajari diri sendiri. Dalam zazen, Anda akan merasakan bahwa dengan fokus pada nafas, kesadaran Anda pun akan meningkat.

Seorang guru Zen, Master Dogen mengatakan, "Untuk mempelajari jalan hidup Buddha adalah dengan mempelajari diri sendiri. Mempelajari diri dilakukan dengan melupakan diri, dan kita bisa melupakan diri dengan tercerahkan oleh puluhan ribu hal lain."

"Kita bisa tercerahkan oleh puluhan ribu hal itu dengan cara menyadari
satunya diri kita dengan ribuan hal itu," lanjutnya. Saat mengalami
pencerahan, Buddha sedang bermeditasi dalam keadaan duduk. Maka latihan dalam Zen tidak pernah jauh dari bentuk meditasi duduk.

Selama dua ribu lima ratus tahun bentuk meditasi tersebut terus berlanjut, dari generasi ke generasi. Meditasi ini merupakan hal terpenting yang menjadi warisan turun-temurun. Bentuk praktek meditasi ini sudah menyebar dari India ke negeri Cina, ke Jepang, dan negeri-negeri lain di Asia, lalu akhirnya ke Barat. Meditasi Zen merupakan latihan yang sederhana, mudah dijelaskan dan mudah pula dilakukan. Tapi seperti halnya latihan-latihan lain, untuk bisa dialami, harus dilakukan dulu.

Kita cenderung melihat tubuh, nafas, dan pikiran sebagai hal-hal yang
terpisah, tapi dalam zazen, ketiganya ini tergabung seperti satu hal. Yang terutama harus diperhatikan adalah posisi tubuh dalam zazen. Tubuh kita punya caranya sendiri dalam berkomunikasi ke luar dan ke dalam dirinya. Posisi tubuh kita berkaitan erat dengan apa yang sedang terjadi dalam pikiran maupun nafas Anda.

Mulai Dengan Posisi Tubuh Yang Benar

Selama bertahun-tahun evolusi agama Buddha, posisi tubuh zazen yang paling efektif adalah bentuk piramid bagaikan Buddha yang sedang duduk. Duduk di lantai lebih disarankan karena lebih stabil. Gunakan bantal kecil, disebut zafu dalam bahasa Jepang, untuk sedikit meninggikan bagian belakang tubuh, agar kedua lutut bisa menyentuh lantai. Dengan bagian belakang tubuh pada bantal dan kedua lutut menyentuh lantai, posisi tubuh Anda membentuk tripod dengan keseimbangan 360 derajat.

Bagaimana dengan kaki kita? Banyak posisi yang bisa dicoba dalam keadaan duduk seperti ini. Yang paling sederhana adalah posisi Burma. Kaki menyilang dan kedua telapak merapat dengan lantai. Kedua lututpun rapat menyentuh lantai, walau untuk bisa melakukan posisi ini memang perlu banyak latihan.

Pertama kali mungkin otot Anda merasa tegang, tapi tidak lama akan ototpun akan mengendor dan kedua lutut akan jatuh. Untuk mempermudah, duduklah di atas sepertiga bagian bantal, dan condongkan badan sedikit ke depan.

Bayangkan bagian atas kepala Anda seakan menekan ke arah langit-langit dan dengan menarik tubuh Anda ke atas seperti itu, tulang punggung menjadi tegak. Lalu kendorkan otot, dan santaikan diri Anda. Dengan bokong dikencangkan dan perut Anda dikedepankan sedikit, akan terasa lekukan di punggung Anda. Dalam posisi ini, dengan sendirinya tubuh Anda tetap tegak.

Ada beberapa posisi lain yang bisa Anda coba, ini bisa Anda lihat langsung di situs yang memuat instruksi meditasi Zen ini. Salah satunya duduk di kursi, tapi selalu gunakan kursi dengan bantal, dan telapak kaki rata pada lantai.

Kenapa punggung yang lurus itu penting dalam meditasi? Diafragma Anda bisa bergerak bebas, dan ini baik untuk pernafasan. Nafas yang dilakukan dalam zazen sangatlah dalam. Perut Anda akan naik turun seperti perut bayi saat bernafas. Biasanya makin kita dewasa, pernafasan kita menjadi semakin terhambat, tidak pernah penuh. Kita cenderung bernafas pendek-pendek dan menggunakan bagian atas dada.

Selama meditasi Zen ini, mulut selalu tertutup, dan bernafas melalui hidung. Lidah ditekan sedikit ke langit-langit mulut. Hal ini bisa mengurangi rasa ingin menelan ludah (posisi lidah seperti ini penting untuk melancarkan perputaran enerji dalam tubuh, red.). Pandangan mata ke arah bawah, dengan menatap ke lantai/tanah pada titik sejauh sekitar setengah sampai satu meter di depan Anda. Dagu sedikit ditarik ke dalam.

Zazen ini tampaknya sangat disiplin, tapi otot-otot Anda harus tetap santai. Jangan ada ketegangan pada tubuh. Dada tidak condong ke depan maupun ke belakang. Tangan? Terlipat dalam mudra (fokus) kosmik. Tangan yang dominan (kiri bagi yang kidal) menghadap ke atas memegang tangan satunya lagi yang juga terbuka ke atas. Kedua jempol sedikit menyentuh, sehingga bentuk kedua tangan menjadi oval. Jika Anda bersila dalam gaya lotus/teratai, tempatkan mudra pada kedua tumit. Dalam posisi Burma, mudra bisa diletakkan pada paha.

Fokus Pada Hara, Lalu Pada Nafas

Mudra kosmik ini akan menarik perhatian Anda ke dalam diri. Banyak cara untuk memfokuskan pikiran: ada gambar-gambar seperti mandala yang dalam banyak tradisi sering digunakan untuk konsentrasi. Bisa juga memakai mantera (mantera hanya istilah untuk suatu kata yang diucapkan berulang-ulang, Anda bisa menggunakan kata apapun sesuai kepercayaan Anda, misalnya nama Tuhan, red.).

Banyak bentuk mudra dalam berbagai kepercayaan dan agama Timur. Dalam zazen, fokus kita adalah pernafasan. Nafas adalah kehidupan. Kata "spirit" berarti nafas. Kata "ki" dalam bahasa Jepang atau "chi" dalam bahasa Cina, yang keduanya berarti kekuatan atau enerji, juga berasal dari nafas. Nafas adalah kekuatan vital, pusat kegiatan tubuh kita. Pikiran dan nafas juga satu. Saat pikiran terganggu, nafas terganggu, juga sebaliknya.

Dalam zazen, penting untuk memusatkan perhatian pada hara. Hara adalah satu titik pada tubuh kita yang terletak sekitar lima sentimeter di atas pusar. Hara merupakan pusat fisik dan spiritual dari tubuh kita. Pusatkan perhatian Anda ke sana, arahkan pikiran ke titik ini. Semakin Anda mengembangkan zazen, Anda akan makin menyadari bahwa hara adalah pusat perhatian Anda.

Kita bisa mulai dengan menghitung nafas kita. Menghitung tiap tarikan dan hembusan, sampai nafas ke sepuluh, lalu kembali lagi menghitung dari satu. Hitungan ini dilakukan sebagai umpanbalik untuk diri kita agar kita sadar bila pikiran kita telah terbang ke mana-mana. Tentu, makin lama bukan hitungan yang jadi perhatian Anda, tapi nafas itu sendiri. Biarkan nafas Anda yang 'melakukan pernafasan'.

Tiap kali Anda kembali mengarahkan pikiran pada nafas, Anda mengumpulkan kekuatan pada diri untuk bisa mengarahkan perhatian pada hal yang Anda ingin perhatikan, selama yang Anda mau. Fakta yang sederhana ini sangat penting. Kekuatan konsentrasi ini disebut joriki. Joriki bisa muncul dalam banyak bentuk. Joriki ini merupakan sentral dari seni bela diri maupun seni visual dalam Zen. Sebenarnya, Joriki ini merupakan sumber dari segala kegiatan dalam hidup kita.

Anda tahu? Dalam sebuah semedi yang khidmat, dalam zazen yang khusuk, seseorang bernafas dalam frekuensi dua sampai tiga kali semenit. Bandingkan dengan orang yang sedang tidur, dengan frekuensi nafas lima belas kali semenitnya. Detak jantung, sirkulasi, metabolisme, semua melambat dalam meditasi yang khusuk ini. Seluruh tubuh mencapai titik hening yang tidak bisa diperoleh dengan tidur biasa.

Jika Anda rajin melatih diri dengan zazen ini, dalam waktu tidak lama,
kesadaran Anda akan makin tajam, dengan sendirinya juga insting ataupun intuisi. Anda akan lebih menyadari adanya banyak hal yang sebelumnya selalu ada tapi tidak pernah Anda perhatikan.

Yang penting, lepaskan pikiran bahwa Anda melakukan zazen untuk mencapai kondisi tertentu. Lepaskan saja diri Anda saat melakukannya, pasrah. Karena terlalu sibuk mengurusi "percakapan internal" dalam diri Anda, Anda jadi tidak mampu melihat dengan baik segala yang terjadi di sekitar Anda. Proses zazen ini membuka diri Anda.

Kegiatan mental dan enerji kita sering tersebar percuma, membuat kita
terpisah satu sama lain, dari lingkungan, bahkan dari diri sendiri. Dalam
proses zazen ini, segala aktivitas yang terjadi di permukaan pikiran
ditenangkan, sehingga bagai permukaan danau, yang berada di dalam danau itu jadi terlihat jelas. Anda pun bisa melihat jelas diri Anda sebenarnya.


sumber: Zen Mountain Monastery

Panduan Rileksasi

Untuk dapat menjalani hidup ini dengan sehat, yakni sehat fisik, mental dan spiritual, maka setiap hari tubuh memerlukan istirahat. Istirahat itu dapat dinikmati dan dirasakan dengan baik apabila Anda dapat mengistirahatkan seluruh tubuh dan mental sejenak. Atma akan mengendalikan tubuh dan mental Anda. Relaksasi adalah salah satu cara mengistirahatkan fungsi fisik dan mental sejenak.
Relaksasi dilakukan dengan berbaring atau kalau tidak memungkin dapat dengan duduk atau posisi lainnya yang Anda anggap nyaman.
Langkah-langkah Relaksasi :
* Rasakan seluruh otot-otot dan organ tubuh dalam keadaan lemas (relaksasi).

* Tutup mata pelan-pelan.
* Kosongkan pikiran, perasaan, dan angan-angan, jangan memikirkan apa-apa. Biarkan tubuh dan mental istirahat.
* Rasakan getaran atau rasa dari kedua ujung jari kaki pelan-pelan naik sampai ke lutut dan kemudian naik pelan-pelan sampai ke pangkal paha. Rasakan getaran itu melalui otot-ototnya.
* Kemudian getaran ini naik dan menyebar ke perut. Rasakan gerakan atau getaran di dalam perut, pada otot-otot dan organ-organ di dalam perut, sampai semua getaran atau gerakan ini menurun (istirahat).
* Kemudian rasakan getaran itu naik sampai ke dada. Rasakan gerakan pernafasan pelan-pelan melemah, denyut jantung pada dada kiri pelan-pelan melemah.
* Kemudian rasakan getaran dari bokong dan sumsum tulang belakang bagian bawah naik pelan-pelan sampai ke bahu. Rasakan seluruh otot-otot yang dilaluinya ini dalam keadaan istirahat atau relaksasi.
* Rasakan getaran atau rasa dari ujung jari tangan naik pelan-pelan sampai ke bahu. Rasakan seluruh otot-otot yang dilalui oleh getaran ini dalam keadaan istirahat atau relaksasi.
* Kemudian rasakan seluruh getaran atau rasa yang datang dari dada, punggung, dan lengan menyatu sampai di leher. Rasakan otot-otot di leher dalam keadaan istirahat atau relaksasi.
* Rasakan getaran atau rasa naik sampai ke muka. Rasakan seluruh otot-otot muka, otot-otot mata dalam keadaan istirahat atau relaksasi.
* Rasakan getaran atau rasa ini naik sampai ke otak. Rasakan getaran di dalam otak pelan-pelan melemah atau istirahat.
* Rasakan seluruh getaran tadi keluar melewati ubun-ubun.
* Selanjutnya rasakan getaran dari luar memasuki tubuh melewati ubun-ubun, turun ke bawah ke otak, muka, leher, kemudian turun ke bawah ke lengan sampai ujung jari tangan, ke dada turun sampai perut, ke pungung turun sampai bokong dan kemudian dari bokong dan perut turun ke bawah sampai ujung jari kaki.
* Lakukan cara di atas beberapa kali.
* Setelah Anda merasa segar, sebelum bangun kembalikan dahulu keadaan Anda seperti semula. Rasakan seluruh otot dan organ tubuh berfungsi seperti semula dan pikiran bekerja seperti biasa. Setelah Anda menyadari ada di tempat itu, barulah Anda membuka mata.
Dalam waktu 10-15 menit Anda sudah dapat mengembalikan tenaga Anda, yakni tenaga fisik dan mental. Seandainya waktu melakukan proses di atas tertidur, biarkan karena tubuh Anda tahu apa yang diperlukannya. Nanti atma akan memberikan tanda kapan Anda harus bangun, misalnya dengan tiba-tiba ibu jari tangan Anda bergerak, kaki bergerak, atau tersentak.
Relaksasi semacam ini dapat dilakukan sehabis bekerja berat, merasa capek, atau mau tidur. Relaksasi tidak harus didahului dengan meditasi.
Kalau Anda hendak tidur, lakukan relaksasi seperti di atas, dan apabila Anda telah mengantuk, posisi dapat di rubah sesuai dengan keinginan Anda.
Apabila sebelum tidur Anda melakukan relaksasi seperti di atas, maka beritahu teman-teman atau keluarga Anda, jangan membangunkan Anda dengan menyentuh badan, cukup memanggil nama Anda. Tubuh yang disentuh tiba-tiba akan kontraksi, menyebabkan perasaan Anda tidak enak atau lemas. Di samping itu, latihan meditasi dan relaksasi menyebabkan Anda menjadi lebih sensitif terhadap suara da sentuhan. Kalau igin membangunkan, cukup dibangunkan dengan suara pelan.
Sebaiknya waktu melakukan relaksasi, sepatu, jam, kaca mata, atau benda-benda lain yang mengikat Anda di lepas, agar tubuh bebas mengeluarkan getarannya.
Relaksasi dikatakan berhasil, apabila Anda dapat tidur nyenyak, tidak banyak mimpi, dan baru bangun terasa segar dan nyaman. Oleh karena itu sebelum tidur usahakan Anda tidak minum lagi, berpakaian yang longgar dan jangan tidur sehabis makan. Dengan demikian tidur Anda tidak terganggu lantaran Anda harus bangun untuk buang air kecil.

Senin, 11 Februari 2013

Mikao Usui

Usui

Usui

Postby Gec » Wed Feb 06, 2013 2:29 pm
This version of the story was written by Mrs. Takata, but it is known today to be somewhat inaccurate (to say the least :) ). The geopolitical circumstances after the Second World War might have had an impact, with the tension between U.S. and Japan.

This however doesn’t change the fact that it’s a beautiful story of courage, dedication, discovery, and very inspirational.

The Trigger

It was in the late 1800’s. Dr. Mikao Usui was teaching Theology at a University in Japan, pretty much going about his business, unknowable of the exquisite things life had in store for him and unaware of the impact his life would make on the planet.

One of his students asked:

“Professor, do you really, honestly, believe in the healing miracles performed by Jesus?”

“Yes,” was his reply.

“And did Christ say ‘You will do as I have done’?”

“Yes.”

“Then, professor, how come there are not more healers in the world?”

This Dr. Usui could not answer. But he was bound by the Japanese honor, so he had to find the answer. He resigned from his function as a Dean and began his search.

The Search

He studied at the University of Chicago for seven years and obtained a doctorate in theology. But he found no answer.

Then he went to India and Tibet. There, he studied the ancient, sacred language of the Hindus – Sanskrit. But the answer was still not to be found.

Dr. Usui then returned to Japan. He started to study the teachings of Buddha, who, just as Jesus, had performed healing miracles. But the answer to the question that had started this quest was not within reach.

He went to stay in a Zen monastery. One day he asked one of the monks there if they knew how to heal.

“Not anymore,” was the monk’s reply.

In the monastery, he read Buddha’s teachings in Sanskrit – still no answer.

As he was meditating one day, his intuition told him that he’s getting close to finding the answer. Following his intuition, he went to a holy place on the mountain called KuriYama, near Kyoto, having made a decision to fast and meditate for 21 days.

The Keys

To count the days, he took 21 stones with him, and each day he would throw a stone down the mountain.

On the 21st day the entire mountain was engulfed by a mist so thick that he could not see anything. As he threw the last stone, a light appeared and came to him, like a lightning, and stroke him in his third eye… filling his entire vision with bubbles of light – white, gold, blue, and violet. Within each bubble were the Sanskrit characters which he had earlier discovered in earlier studies. He was told (by a voice) that these were the keys to healing and he is not to ever forget or lose them.

The Miracles

As he was returning to the village, on his way down from the mountain, he stubbed his toe badly. As he put his hands around it however, he found that it healed instantly.

As he entered the village, he went into an inn and ordered a full, normal meal. He went on to eat it, after a 21 days fast – but suffered no illness or other effects expected in such a situation. The girl serving the meal had a bad tooth pain, which Dr. Usui relieved by putting his hands on her face.

When he reached the monastery, there was a monk with a severe attack of arthritis. Which Dr. Usui also healed with his new power.

The Teachings

Dr. Usui spent his next seven years healing beggars, who could live normal lives again. He called the method “Reiki” (Universal Life Force Energy). Later he found that the beggars he healed returned to begging – and realized that they did not value the gift that was given to them for free. He concluded that an exchange of energy must take place in order to fully appreciate, and benefit from, the healing.

He formulated the Reiki principles and started teaching Reiki, which he did until 1926 when he passed away. He initiated 16 teachers. One of them, Dr. Chugiro Hayashi, set up the first clinic in Tokyo. War was coming – so Dr. Hayashi trained two women, as they had better chances to survive the war, then stopped his own heart by psychic means and died in 1941.

One of the women was Hawayo Takata, who took Reiki to Hawaii and trained 22 Reiki Masters before passing away in 1980. Currently there are thousands, if not millions, of Reiki Masters – the technology has made this possible. But it all started with Dr. Usui.
User avatar
Gec
Site Admin
 
Posts: 90
Joined: Sun Jan 27, 2013 12:28 pm

Re: Usui

Postby ReikiPhill » Sat Feb 09, 2013 11:17 pm
History is a story written by those in a position to do so. Their version of events may or may not be factual or truthful but ultimately history is no more than a stepping stone to lift us ever higher in knowledge and understanding as we break new ground and old beliefs in equal measure.
ReikiPhill
 
Posts: 10
Joined: Tue Jan 29, 2013 11:42 pm
Ads

Rabu, 23 Januari 2013

Meningkatkan Keefektifan Hipnoterapi Berbasis Sugesti

Meningkatkan Keefektifan Hipnoterapi Berbasis Sugesti

Dalam dunia hipnoterapi kita mengenal dua mazhab atau aliran hipnoterapi berdasar teknik yang digunakan. Ada mazhab yang berasal dari pantai timur (east coast) dan pantai barat (west coast) Amerika.

Perbedaan mencolok dari kedua mazhab ini tampak dalam teknik yang digunakan untuk membantu klien mengatasi masalahnya. Mazhab dari pantai timur lebih menekankan terapi berbasis sugesti atau yang kita kenal dengan suggestive therapy. Sedangkan mazhab dari pantai barat lebih menekankan pada pentingnya menemukan akar atau sumber masalah yang mendasari simtom. Teknik ini kita kenal dengan hypnoanalysis. Masing-masing mazhab punya alasan dan pemikiran yang sahih mengapa mereka menggunakan teknik-teknik itu.

Artikel ini khusus membahas cara untuk lebih meningkatkan keefektifan terapi berbasis sugesti (suggestive therapy) dengan memahami kendala atau hambatan yang seringkali ditemui atau tidak disadari oleh hipnoterapis.

Berikut saya berikan contoh kasus yang pernah ditangani oleh seorang dokter yang juga hipnoterapis. Mari kita pelajari bersama. Kisahnya sebagai berikut:

Seorang klien wanita berusia 34 tahun datang ke terapis dengan keluhan kulit yang merah dan gatal. Kondisi kulitnya menjadi semakin parah, lecet dan berdarah, karena sering digaruk. Selama beberapa tahun ia pernah mengalami kondisi ini beberapa kali.

Di awal terapi, terapis membimbing klien masuk ke kondisi light hypnosis dan memberikan sugesti perasaan tenang, dan kulitnya terasa nyaman. Dua hari kemudian klien melaporkan bahwa kondisinya justru menjadi semakin parah. Terapis selanjutnya memberikan sugesti yang sama dengan tujuan memperkuat sugesti sebelumnya. Dan dua hari kemudian kondisinya justru menjadi semakin parah.

Kali ini terapis mengubah strategi dengan memberikan sugesti agar klien menghentikan gerakan lengan yang bergerak berulang kali menggaruk kulitnya yang terasa gatal. Klien menerima dan menjalankan sugesti ini. Ia berhenti menggaruk.

Namun beberapa hari kemudian ia kembali menggaruk kulitnya dan justru menjadi semakin parah. Setelah dilakukan wawancara mendalam akhirnya diketahui bahwa sakit kulit adalah strateginya untuk mendapatkan perhatian dari suaminya.

Dengan demikian sugesti yang saya berikan untuk menghentikan sakit kulitnya dipandang sebagai ancaman yang merugikan. Dan untuk itu pikiran bawah sadar klien melawan ancaman ini.

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari cerita di atas?

Kisah ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kekurang-cermatan dan ketidak-hati-hatian terapis. Ia terburu-buru melakukan terapi berbasis sugesti tanpa didahului dengan investigasi mendalam dan menyeluruh terhadap psikodimamika kasus, walau tampaknya kasus kulit gatal ini adalah kasus yang mudah atau sepele.

Memang, dalam banyak kejadian kendala terapi berbasis sugesti sering disebabkan oleh terapis yang kurang cermat dalam melakukan investigasi dan juga kurang menyiapkan (pikiran bawah sadar) klien.

Salah satu sugesti yang sangat terkenal yang berasal dari Dr. Emile Coue adalah "Everyday in everything, I am feeling better and better" atau "Setiap hari, dalam segala hal, perasaanku selalu membaik dan semakin membaik."

Afirmasi ini sangat terkenal dan memang sangat luar biasa. Pasien yang berobat di klinik Dr. Coue, yang menggunakan afirmasi ini, sembuh atau kondisinya membaik lima kali lebih cepat dari pasien di rumah sakit atau klinik lainnya di seantero Eropa.

Bertahun-tahun lalu saya juga sering menggunakan kalimat sugesti ini. Biasanya saya ucapkan saat mau tidur, saat baru bangun tidur, dan saat sedang melakukan relaksasi pikiran. Namun herannya saya belum atau tidak merasakan perubahan apapun. Saya berpikir sepertinya ada yang salah dengan saya. Atau mungkin blocking saya yang terlalu kuat sehingga menolak sugesti positif ini. Saya akhirnya memutuskan untuk berhenti mengucapkan afirmasi ini.

Sekian tahun kemudian, saat mendalami hipnoterapi, saya akhirnya menemukan mengapa sugesti ini tidak efektif, setidaknya untuk saya.

Lalu, apa yang membedakan kondisi yang berhasil dicapai pasien Dr. Coue dan saya, yang menggunakan afirmasi yang sama persis? Atau mungkin juga Anda? Mengapa pasien Dr. Coue bisa begitu bagus hasilnya sedangkan saya tidak?

Cukup lama saya bingung. Setelah cukup lama mencari dari berbagai sumber dan literatur akhirnya saya menemukan jawabannya. Ternyata Dr. Coue tidak serta merta memberikan sugesti "Everyday in everything, I am feeling better and better" kepada pasiennya. Beliau melakukan prakondisi pikiran dan kesiapan pasiennya sebelum memberi sugesti atau afirmasi.

Setiap pasien yang diberi sugesti diminta untuk berkunjung ke klinik tempat praktiknya dan bertemu dengan beberapa pasien yang sudah sembuh. Dr. Coue dengan cerdik mengatur sehingga dalam pertemuan ini terjadi diskusi antara pasien baru, yang masih sakit, dan pasien lama yang sudah sembuh.

Dari diskusi ini pasien baru terpengaruh dan percaya bahwa ia juga bisa sembuh. Barulah setelah ini, dan hanya setelah pasien baru ini sudah percaya bahwa ia juga bisa sembuh, Dr. Coue memberikan sugesti "Everyday in everything, I am feeling better and better" dan meminta si pasien barunya mengulang membaca sugesti ini beberapa kai dalam satu hari.

Hasilnya? Sudah tentu kondisi pasiennya semakin hari semakin baik seperti yang diharapkan.

Dalam melakukan terapi berbasis sugesti, terapis perlu memantau atau mendapat laporan mengenai perkembangan klien pascaterapi. Biasanya laporan ini disampaikan dalam waktu maksimal satu minggu. Setiap perubahan, baik positif maupun negatif, atau sama sekali tidak ada perubahan, digunakan sebagai landasan pijak untuk menyusun sugesti berikutnya.

Perubahan positif yang terjadi mengikuti salah satu dari empat pola berikut:

1. Klien mengalami perubahan signifikan langsung setelah selesai terapi.

2. Klien mengalami perubahan yang bersifat gradual atau inkremental setelah sesi terapi.

3. Klien mengalami perubahan yang bersifat gradual atau inkremental dan setelah beberapa saat terjadi perubahan yang signifikan.

4. Klien tidak mengalami perubahan. Namun setelah beberapa saat klien mengalami perubahan mengikuti salah satu dari tiga pola di atas.

Bagaimana bila klien sama sekali tidak mengalami perubahan?


Berarti ada resistensi dari pikiran bawah sadar. Resistensi ini bisa terjadi dengan dua kondisi. Pertama, resistensi tanpa diikuti perasaan tidak nyaman baik di tubuh fisik dan atau emosi. Dan kedua, resistensi yang diikuti dengan munculnya perasaan tidak nyaman baik secara emosi dan atau secara fisik.

Bila terjadi resistensi tanpa diikuti perasaan tidak nyaman maka dapat dilakukan dua hal. Pertama, klien melanjutkan sugesti yang telah diberikan. Kedua, terapis mengubah semantik yang digunakan dalam sugesti, namun tetap dengan tujuan yang sama. Klien belum berubah karena sugesti positif yang diberikan belum mencapai momentum untuk mulai mewujudkan perubahan dalam diri klien.

Untuk resistensi yang diikuti dengan munculnya perasaan tidak nyaman baik secara emosi dan atau secara fisik maka terapis harus bijaksana dan tanggap dengan tidak meneruskan sugestinya. Dalam hal ini terapis perlu segera menggunakan sinyal rasa tidak nyaman ini sebagai jembatan untuk masuk ke dalam pikiran bawah sadar klien, menemukan sumber resistensi dan mengatasi resistensi ini. Barulah setelah ini sugesti yang diberikan bisa bekerja dengan baik.

Rasa tidak nyaman, biasanya dalam bentuk kecemasan, muncul karena terjadi konflik antara Ego Personality (baca: Program) yang berusaha mempertahankan status quo "melawan" Ego Personality yang mau mengeksekusi sugesti yang berasal dari operator. Semakin intens konflik yang terjadi maka akan semakin intens perasaan tidak nyaman.

Salah satu faktor penentu keefektifan sugesti, selain semantik, adalah kedalaman rileksasi pikiran atau trance. Kedalaman ini berhubungan erat dengan keaktifan critical factor yang berfungsi sebagai filter mental dalam  menyaring berbagai informasi yang akan masuk ke pikiran bawah sadar, dan sudah tentu dalam hal ini termasuk sugesti. Untuk memudahkan mengingat, gunakan aturan ini: semakin rileks pikiran maka semakin besar kemungkinan sugesti diterima tanpa dikritisi dan dijalankan.

Jadi, sugesti yang masuk ke pikiran bawah sadar untuk bisa dilaksanakan sebenarnya melewati tiga tahap. Pertama, sugesti ini harus bisa melewati critical factor. Untuk inilah kita membutuhkan kondisi hipnosis. Semakin dalam kondisi hipnosis maka semakin lemah critical factor. Kedua, sugesti harus bisa melewati empat filter yang ada di pikiran bawah sadar. Dan ketiga, sugesti ini tidak mendapat penolakan dari program pikiran yang sudah terlebih dulu ada di pikiran bawah sadar.

Bagaimana bila ternyata ada penolakan dari pikiran bawah sadar dan terapis tidak punya kecakapan untuk mencari dan menemukan sumber penolakan?

Ada cara lain yang juga sangat efektif. Setiap program pikiran punya "power" atau kekuatan. Semakin kuat suatu program maka semakin besar resistensi yang ia akibatkan. Berpedoman pada pemahaman ini maka kita dapat mengurangi atau melemahkan kekuatan program pikiran yang menolak sugesti yang kita berikan.

Caranya? Kita bisa menggunakan tehnik EFT atau Emotional Freedom Technique.